JAKARTA - Kabar perayaan hari  kemerdekaan Israel tanggal 14 Mei lalu di Puncak, Jawa Barat, oleh  sekelompok keturunan Yahudi Indonesia dan permintaan merayakannnya  secara terbuka oleh Ketua Komunitas Yahudi Indonesia, Unggun Dahana,  mencirikan jika Yahudi telah bangkit di Indonesia
Sebenarnya siapa komunitas  Yahudi di Indonesia itu, dan apa yang melatarbelakangi kebangkitan  Yahudi di Indonesia? Theo Kamsma, penulis buku The Jewish Diasporaspace  in The Straits, menjelaskan ada dua kelompok 'Yahudi' di Indonesia.
Menurut Theo Kamsma, pada  waktu dulu ada sejumlah besar orang Yahudi di Indonesia. Mereka bekerja  dalam bidang administrasi pemerintah kolonial. Sebagian besar dari  mereka kembali ke Belanda sesudah Perang Dunia Kedua. Kemudian ada  kelompok yahudi Irak, yang karena situasi di sana, beremigrasi ke Asia  Tenggara dan sebagian tiba di Surabaya. Mereka ini berdiam di Surabaya.'
 Theo Kamsma menceritakan, jika  dilihat murni dari hubungan darah maka jumlahnya tidaklah banyak. Namun,  menurutnya, apabil menggunakan definisi yang lebih luas Yahudi, yaitu  orang-orang yang mengidentifikasikan diri dengan keyahudian, mengadopsi  gaya hidup Yahudi, dsb, maka jumlahnya bisa lebih besar.
Theo Kamsma menceritakan, jika  dilihat murni dari hubungan darah maka jumlahnya tidaklah banyak. Namun,  menurutnya, apabil menggunakan definisi yang lebih luas Yahudi, yaitu  orang-orang yang mengidentifikasikan diri dengan keyahudian, mengadopsi  gaya hidup Yahudi, dsb, maka jumlahnya bisa lebih besar."Jadi dalam hal ini tergantung  pada definisi apa yang disebut Yahudi, karena orang-orang Kristen juga  mengidentifikasikan diri dengan keyahudian dan merangkul paham  mesiasintik Yahudi," tegasnya.
Tahun lalu, kata Theo  Kamsma, muncul berita mengenai pembangunan Menorah, yaitu simbol suci  Yahudi, di Menado. Ini dilakukan oleh keyahudian terutama di wilayah  Kristen di Minahasa, Menado dan sekitarnya.
"Mereka ini adalah anak cucu  orang-orang Yahudi yang berdiam di sana. Mereka menemukan kembali akar  yahudi mereka. Berdasar hal ini, mereka mengidentifikasikan diri dengan  identitas Yahudi. Mereka mendirikan sinagoga dan mendalami kepercayaan  Yahudi," ujarnya
Dijelaskan Theo Kamsma,  kebangkitan kembali ini dapat ditelusuri balik pada masa kepemimpinan  Gus Dur, yang memperluas wawasan Pancasila dan membuka pintu bagi  masuknya orang-orang yahudi. Ini bisa menjadi alasan bagi orang-orang  Yahudi untuk menelusuri kembali gagasan-gagasan keyahudian. Mereka  membangun identitas keyahudian mereka. Ini bisa dibandingkan dengan  kelompok masayrakat Cina yang menuntut agar kepercayaan dan keyakinan  mereka diterima. Demikian pula dengan masyarakat Yahudi.
Menyinggung kebangkitan kembali itu juga ada kaitannya dengan kepentingan ekonomi dan bisnis, dia mengatakan, mungkin saja
"Kalau anda saksikan  upaya-upaya Israel dalam menjadikan mereka negara pengekspor terutama  dalam bidang industri teknologi canggih. Untuk memenuhi peran tersebut  serta memasuki pasar Asia tenggara, maka Singapura menjadi jembatan  penting bagi Israel. Dari sisi bisnis, yang paling penting adalah  masalah kepercayaan. Dengan siapa mereka akan merasa nyaman berbisnis?  Tentu saja dengan orang-orang atau pihak-pihak yang simpatik terhadap  Israel. Ini tentu saja dengan orang-orang yahudi atau orang-orang yang  mengidentifikasikan diri dengan keyahudian. Ini juga mungkin bisa  menjelaskan kaitan dengan kelompok yahudi di Manado atau di Jakarta,"  jelasnya. 















 
 


 
 
 
 
 
 










0 comments:
Post a Comment