Lewat pemilihan melalui pemungutan suara secara rahasia di sidang pleno Majelis Umum PBB tanggal 24 Oktober 2011 di New York, Amerika Serikat (AS), Indonesia memperoleh 191 suara dari 193 negara anggota PBB, melebihi perolehan India yang meraih 189 suara dan Jepang dengan 186 suara.
Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengatakan, jumlah perolehan suara terbesar untuk perwakilan kawasan Asia menegaskan pengakuan dunia terhadap peran penting Indonesia dalam pembahasan dan penyelesaian agenda ekonomi dan pembangunan sosial di kawasan dan pada tingkatan global.
"Ini mencerminkan apresiasi dan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat internasional terhadap peran kepemimpinan, kemampuan dan komitmen Indonesia untuk memajukan penguatan kebijakan internasional dalam bidang ekonomi, sosial, pendidikan, dan kesehatan,” ucap Menlu Marty Natalegawa dalam keterangan pers kepada okezone, Selasa (25/10/2011).
Indonesia sebelumnya telah menjadi anggota Ecosoc sebanyak 10 kali periode, terakhir di 2007–2009. Dalam ECOSOC secara formal tidak terdapat keanggotaan tetap sebagaimana di Dewan Keamanan PBB (DK PBB).
Namun pada kenyataannya, selain China yang pernah absen pada periode 1961-1969, keanggotaan AS, Inggris, Perancis dan Rusia berlangsung secara terus menerus dari mulai 1947 hingga sekarang walaupun melalui proses pemilihan sebagaimana anggota Ecosoc lainnya.
Keterwakilan Indonesia dalam berbagai organ PBB, baik dalam kapasitas nasional maupun dalam kapasitas personal keanggotaan pakar Indonesia, selain untuk pemajuan kepentingan nasional, juga semakin memperkuat kridensial (credentials) Indonesia sebagai negara kunci di kawasan dalam penyelesaian berbagai tantangan global.
Sebelumnya pada Mei 2011 yang lalu, Indonesia terpilih kembali kedalam keanggotaan Dewan HAM dengan jumlah dukungan suara terbesar.
0 comments:
Post a Comment